Perkembangan pendidikan islam di indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung modern dan lengkap.
Lembaga pendidikan islam memainkan fungsi dan peranya sesuai dengan tuntunan zaman. perkembangan pendidikan islam di tandai dengan kemunculan pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan islam. kehadiran pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntunan umat. oleh karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan islam selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat disekitarnya sehinga keberadaanya ditengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. dalam waktu yang sama segala aktivitas yang dilakukan di pesantren mendapat dukungan dan apresiasi penuh dari masyarakat.
-Asal-usul pondok pesantren dan sejarah perkembanganya
Sejarah pondok pesantren merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari sejarah pertumbuhan masyarakat indonesia. hal itu dapat dibuktikan bahwa sejak kurun kerajaan islam pertama di aceh dalam abad-abad pertama hijriyah, kemudian dikurun walisongo sampai permulaan abad ke 20 banyak para wali dan ulama yang menjadi cikal bakal desa baru. pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang unik di indonesia. lembaga pendidikan ini telha berkembang khususnya di jawa selama berabad-abad.
pesantren di indonesia memang tumbuh dan berkembang sangat pesat. berdasarkan laporan pemerintah kolonial belanda, pada abad ke-19 untuk di jawa saja terdapat tidak kurang dari 1.853 buah, dengan jumlah santri tidak kurang dari 16.500 orang.
Dari jumlah tersebut belum termasuk pesantren-pesantren yang berkembang di luar jawa terutama sumatra dan kalimantan yang suasana keagamaanya terkenal sangat kuat.
-Unsur-unsur pesantren
Secara umum pesantren memiliki komponen-komponen kiai, santri, masjid, pondok dann kitab kuning. Berikut ini pengertian dan fungsi masing-masing komponen. Sekaligus menunjukkan serta membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu :
Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya. Adanya pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kiai dengan para santrinya dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan lainnya. pemondokan atau asrama, dan setiap santri dikenakan sewa atau iuran untuk pemeliharaan pondok tersebut.
Masjid
Dalam konteks ini, masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjamaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu belajar mengajar berkaitan dengan waktu shalat berjamaah, baik sebelum maupun sesudahnya
Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, tentang santri ini biasanya terdiri dari dua kelompok :
Santri mukim; ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
Santri kalong; ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.
Kiai
Adanya kiai dalam pesantren merupakan hal yang mutlak bagi sebuah pesantren, sebab dia adalah tokoh sentral yang memberikan pengajaran, karena kiai menjadi salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren. Gelar kiai biasanya diberikan oleh masyarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam dan memiliki serta memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasik kepada para santri.
Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pesantren
Pola pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren erat kaitannya dengan tipologi pondok pesantren sebagaimana yang dituangkan dalam ciri-ciri (karakteristik) pondok pesantren yang diutarakan terdahulu. Berangkat dari pemikiran dan kondisi pondok pesantren yang ada, maka ada beberapa metode pembelajaran pondok pesantren :
Metode Pembelajaran yang bersifat Tradisional
Metode Pembelajaran yang Bersifat Modern
Sejarah Dan Perkembangan Madrasah Di Indonesia
Asal-usul Madrasah dan Sejarah Perkembangannya
Kata “Madrasah” berasal dari bahasa Arab sebagai keterangan tempat (dzaraf), dari akar kata : “Darasa, Yadrusu, Darsan, dan Madrasatan”. Yang mempunyai arti “Tempat belajar para pelajar” atau diartikan “jalan” (Thariq), misalnya : diartikan : “ini jalan kenikmatan”. Sedangkan kata “Midras” diartikan “buku yang dipelajari” atau “tempat belajar”. Istilah madrasah ini sekarang telah menyatu dengan istilah sekolah dan perguruan (terutama perguruan Islam). Dari pengertian di atas maka dapat diambil pengertian bahwa madrasah adalah wadah atau tempat belajar ilmu-imu keislaman dan ilmu pengetahuan keahlian lainnya yang berkembang pada zamannya.
Dalam pengertian umum, madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam telah muncul dan berkembang seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah telah mengalami perkembangan jenjang dan jenisnya seirama dengan perkembangan bangsa sejak masa kesultanan, masa penjajahan, dan masa kemerdekaan. Perkembangan tersebut telah merubah pendidikan dari bentuk awalnya, seperti pengajian di rumah-rumah, langgar, mushalla, dan masjid, menjadi sebuah lembaga formal sekolah seperti bentuk madrasah yang kita kenal sekarang ini.
Adapun madrasah yang awal mula didirikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
Madrasah (Adabiyah School). Madrasah ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1907 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Madrasah Diniyah (Diniyah School). Madrasah Diniyah didirikan pada tanggal 10 oktober 1915 oleh Zainuddin Labai El Yunusiy di Padang Panjang. Madrasah ini didirikan dengan sistem klasikal dan dengan susunan pelajaran yang terdiri atas ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab,
c. Arabiyah School. Arabiyah School didirikan pada tahun 1918 di Ladang Lawas oleh Syekh Abbas.
Sumatera Thawalib
Madrasah Diniyah Putri
Madrasah Salafiyah
Demikian yang bisa saya paparkan, kurang lebihnya saya mohon maaf, Terimakasih