Mbah Ali Mas’ud – Waliyullah dengan Karomah Tidur di dalam Air

KH Ali Mas’ud atau biasa dipanggil  Mbah Ali Mas’ud  atau juga (Gus Ud) atau dikenal juga dengan Mbah Hud merupakan salah satu tokoh agama yang memiliki jasa sangat besar dalam membantu mengatasi problem atau permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat Pagerwojo  Sidoarjo .

Pada umumnya masalah yang dihadapi masyarakat adalah masalah sehari-hari seperti masalah ekonomi, pribadi, masalah usaha dan lain sebagainya. KH Ali Mas’ud  dikenal masyarakat karena kelebihan yang dimilikinya yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya.

Kelebihan yang diberikan Allah Swt beliau seringkali diminta bantuan do’a oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan kehidupan.

Masyarakat yakin bahwa orang yang memiliki kelebihan doanya mustajab (terkabul) karena dekat dengan Allah Swt.

Nama Ali Mas’ud pada awalnya Mas’ud saja. Nama “Ali” ditambahkan setelah beliau menunaikan rukuk Islam yang kelima yakni haji.

Sejak itulah nama dia Menjadi KH Ali Mas’ud atau  Gus Ud . Orang tuanya dan garis keturunannya sampai Sunan Gunung Jati.

Seorang Wali

Masyarakat umum desa Pagerwojo dan meyakini bahwa beliau merupakan salah satu Waliyullah. Jika disebut Ali Mas’ud, orang yang pernah bergaul dengan beliau akan teringat dengan sosok dan karakter beliau yang bertubuh kecil dan sederhana, namun memiliki sikap yang tegas dan bijaksana.

Nakalnya sejak kecil. Beliau seorang wali Allah yang luar biasa sekali. Hingga tidak ada satupun ulama di tanah Jawa ini yang tidak mengenal beliau. Jika dilihat dari garis nasabnya beliau juga masih keturunan dengan Sayyid Badruddin bin Ali Akbar bin Sulaiman.

Ali Mas’ud mendapat derajat kewalian semejak masih kecil. Sangat nakal dan banyak tingkah. Hingga membuat sang ayah memarahinya. Sang ayah konon yang ‘alim dan mengajar ngaji dirumahnya. Sering-seringnya saat dia mengajar ngaji sering terganggu oleh teriakan-teriakan Ali Mas’ud tersebut.

Suatu ketika ayahnya sangat marah atas kelakuan dirinya karena tidak bisa diam dan selalu berteriak-teriak dengan memakai kuda-kudaan yang ia tumpangi. Sambil berlarian dan lompat-lompat.

Dibentak Ayahnya

Selalu begitu tanpa melihat waktu yang kurang tepat dan tidak peduli ayah sedang mengajar ngaji. Karena suara Gus Ud sangat mengganggu, sehingga ayahnya membentak dan marah sekali.

Semua yang hadir sangat kaget dan takut sekali mendengar bentakan ayah Gus Ud tersebut, tak terkecuali Gus Ud sendiri. Saking takutnya Gus Ud melarikan diri dan dia menghilang selama 3 hari. Dia tidak terlihat sama sekali sehingga keadaan menjadi sepi tidak seperti biasanya.

Kesepian tersebut baru menyadarkan hati ayahnya. Dalam hatinya ayahnya berkata, “tumben Gus tidak ada suara teriakanmu”. Ayahnya memanggil putra tersebut tetapi tidak ada sahutan. Diulangi beberapa kali tetap tidak ada jawaban.

Muncul perasaan tidak enak, maka ayahnya menyuruh santri yang dari Pasuruan untuk mencari Gus Ud kecil itu. Akhirnya santri tersebut mencari Gus Ud kecil kemana-mana, namun tidak membuahkan hasil. Orang tuanya semakin khawatir karena Gus Ud tidak kunjung ditemukan.

Akhirnya orang tuanya mengerahkan seluruh santri dan masyarakat sekitar untuk mencari Gus Ud. Konon pencarian tersebut sekitar kurang lebih 3 hari. Setelah sekian lama melakukan pencarian kemana saja Gus Ud tidak ditemukan, salah seorang santri yang merasa lelah akhirnya berniat mandi di kamar mandi.

Tidur di dalam Air

Ia berharap dengan mandi rasa lelahnya akan hilang. Si santri tersebut masuk ke kamar mandi dan mengguyur badannya dengan air, lalu menggosoknya dengan sabun. Pada saat ia memakai sabun matanya tertuju pada sebuah benda di kamar mandi. Rasanya ada pemandangan yang ganjil di dalam kolam kamar mandi. Seperti ada ikan yang besar di dalam kolam tersebut. Sesekali bergerak pelan, lalu diam lagi. Dia dekati pandangannya ke air kolam tersebut dan memang benar ada sesuatu yang besar terbungkus kain sarung.

Spontan saja si santri merasa ketakutan dan berlari keluar kamar mandi tanpa memakai baju. Setelah ia memakai baju langsung lapor kepada Kyainya yang tidak lain adalah ayahnya Gus Ud. Dilaporkan apa yang terjadi, sang Kyai bergegas menuju kamar mandi tersebut.

Karena heboh, para santri dan masyarakat juga ikut menuju kamar mandi. Sampailah semua di kamar mandi. Sang Kyai melihat ke arah kolam dan memang benar ada benda besar di dalam kolam. Diambilnya kayu yang agak Panjang untuk menyentuh sesuatu yang ada di kamar mandi tersebut.

Saat tersentuh kayu, benda tersebut bergerak-gerak tidak cepat. Tiba-tiba terbuka bungkusnya yang ternyata sarung yang dipakai selimut dan lebih mengagetkan lagi, ternyata sesuatu tersebut bukan benda melainkan anak kecil.

Dia terduduk setelah tersentuh kayu dan semua terbengong ketika melihat bahwa anak kecil tersebut ialah Gus Ud yang selama ini meraka cari. Ayahnya bertanya kepada Gus Ud, “ Gus Us menjawab, “lagi tidur ayah, saya ngantuk”. “sejak kapan kamu tidur di situ”, tanya ayahnya lagi. “ya sejak ayah marah-marah kepada saya”, jawab Gus Ud.

Subhanallah, semua ini terjadi atas kekuasaan Allah.

Hubungi kami
Admin kami siap membantu Anda
Hello
Apa yang bisa kami bantu ?