Pada masa Mesir dikuasai oleh Raja Fir’aun dan Raja Fir’aun memerintah kerajaan dengan tangan besi. Ia diktator bengis yang tidak berperikemanusiaan. Mabuk dan rakus pada kekuasaan, sehingga ia berani menyebut dirinya Tuhan.
Pada suatu malam Fir’aun bermimpi yang sangat menakutkan, yaitu istananya habis terbakar. Menurut para ahli nujum dalam perhitungannya, tak lama lagi bakal lahir seorang bayi dari bangsa Israel, yang kelak nanti akan menjadi musuh dan menjatuhkan kekuasaan Raja Fir’aun. Raja Fir’aun berang mendengar laporan itu. Saat itu juga ia diperintahkan agar membunuh bayi laki-laki yang lahir dari kalangan bangsa Israel.
Beberapa minggu kemudian ketika Istri Raja Fir’aun bermain di taman dekat sungai Nil bersama seorang dayangnya, ia menemukan sebuah peti yang hayut ditepi sungai. Setelah dibuka ternyata peti itu berisi seorang bayi laki-laki.
Musa dilahirkan oleh pasangan suami Imran dan Yukabad. Begitu mengetahui anaknya yang lahir adalah laki-laki Yukabad dan Imran panik. Jika anak itu tak segera disembunyikan tentulah akan dibunuh oleh kaki tangan Raja Fir’aun.
Istri Fir’aun sangat senang mendapatkan bayi itu. Ia ingin mengangkatkan dirinya sebagai anak. Maka diutarakan niatnya kepada Raja Fir’aun. Ia dididik sebagai mana anak-anak raja yang lain. Ia berpakaian seperti Raja Firaun, mengendarai kendaraan Raja Firaun sehingga dikenal Pangeran Musa Bin Firaun. Setelah Nabi Musa As dewasa Allah menganugerahkan pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan.
Pada suatu hari Nabi Musa berjalan- jalan di kota. Ia melihat orang Qubti dan orang Israel berkelahi. Karena keadaan yang tidak seimbang Nabi Musa membela orang Israel. Orang Qubti tidak mau diajak damai. Nabi Musa menjadi marah orang itu langsung dipukulnya. Sekali tempel orang itu langsung mati.
Ada seorang Saksi yang melihat kejadian itu. Nabi Musa melaporkan kepada Raja Firaun. Setelah Raja Firaun mengetahui bahwa Nabi Musa membela orang Israel ia segera memerintahkan orang untuk menangkap Nabi Musa. Nabi Musa melarikan diri, tujuannya ke negeri Madyan. Di Madyan Nabi Musa berkenalan dengan Nabi Syu’aib dan kemudian Nabi Musa dikawinkan dengan kedua putrinya.
Beberapa tahun kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa As berangkat ke Mesir untuk berdakwah kepada Raja Firaun dengan dibekali sebuah tongkat oleh Nabi Syu’aib As. Di Mesir Nabi Musa As bertemu dengan Harun saudaranya. Baik menghadap Raja Firaun dan mengajak Raja Firaun dan pengikutnya menyembah hanya kepada Allah SWT dan meninggalkan kezaliman serta memikirkan kaum bangsa Israil.
Raja Firaun tidak mau tunduk begitu saja, ia mengerahkan ahli sihir untuk mengusir Nabi Musa dengan sihirnya yang sangat populer. Nabi Musa As melawan dengan melemparkan tongkatnya sehingga menjelma seekor ular besar dan kemudian menyerang dan meningkatkan ular-ular jelmaan ahli sihir.
Para ahli sihir terbelangak heran. Apa yang ditampilkan oleh Nabi Musa bukanlah sihir seperti yang mereka pelajari dari setan. Akhirnya mereka bertaubat dan hanya menyembah kepada Allah. Raja Firaun murka melihat pembelotan para ahli sihir yang telah bertaubat itu.
Rombongan Nabi Musa As telah sampai di tepi laut merah. Raja Firaun yang mengetahui hal itu, ia dan bala tentaranya segera menyusul rombongan Nabi Musa As. Mereka tidak sadar bahwa jalan yang mereka lalui adalah daratan lautan yang terbelah. Dan ketika romongan Nabi Musa sudah sampai di ujung dan naik ke daratan tiba-tiba laut itu menutup kembali. Dan tenggelamlah Raja Fir’aun dan para pengikutnya semua binasa tanpa tersisa.