Kisah Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang mengandung banyak makna dan pelajaran penting bagi umat Islam. Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun ke-10 masa kenabian, pada saat Nabi Muhammad SAW mengalami banyak ujian dan kesulitan, seperti kehilangan istri tercinta, Siti Khadijah, dan pamannya, Abu Talib, yang selama ini memberikan perlindungan kepada beliau.
Berikut adalah rangkuman kisah Isra’ Mi’raj:
Isra’ (Perjalanan Malam dari Mekkah ke Al-Aqsa)
Isra’ adalah perjalanan malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Perjalanan ini terjadi dalam waktu semalam yang sangat singkat, di mana Nabi Muhammad SAW dibawa oleh Allah dengan menaiki kendaraan yang disebut Buraq, sebuah makhluk yang lebih cepat dari kendaraan apapun.
Di Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan banyak nabi-nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lainnya. Beliau kemudian memimpin shalat berjamaah dengan para nabi tersebut sebagai tanda pengakuan dan kehormatan Allah terhadap beliau sebagai Nabi terakhir dan pemimpin umat.
Mi’raj (Kenaikan ke Langit)
Setelah Isra’, Nabi Muhammad SAW kemudian melanjutkan perjalanan Mi’raj, yaitu perjalanan naik ke langit. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diangkat melalui tujuh lapisan langit yang setiap lapisannya memiliki keistimewaan dan ditemui oleh berbagai nabi.
- Langit Pertama: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam AS. Nabi Adam menyambut beliau dengan penuh hormat dan mendoakan keselamatan.
- Langit Kedua: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS, keduanya juga menyambut beliau dengan penuh kebaikan.
- Langit Ketiga: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS, yang dikenal dengan kecantikan dan kemuliaannya.
- Langit Keempat: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris AS.
- Langit Kelima: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun AS.
- Langit Keenam: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, yang menangis ketika mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW akan lebih banyak umatnya.
- Langit Ketujuh: Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, tempat ibadah yang sangat mulia.
Setelah melewati tujuh lapisan langit, Nabi Muhammad SAW sampai di Sidratul Muntaha, yaitu tempat yang sangat tinggi dan sangat dekat dengan Allah. Di tempat ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah untuk umat Islam agar menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.
Pemberian Perintah Shalat
Pada awalnya, Allah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan 50 waktu shalat setiap hari. Namun, Nabi Muhammad SAW merasa khawatir umatnya tidak akan mampu melaksanakan beban yang terlalu berat tersebut, lalu beliau kembali meminta pengurangan kepada Allah. Hal ini terjadi beberapa kali, hingga akhirnya Allah mengurangi jumlah shalat menjadi lima waktu sehari semalam.
Meskipun hanya lima waktu, pahala yang diberikan tetap setara dengan 50 kali shalat bagi setiap orang yang melaksanakannya dengan ikhlas. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Kembali ke Mekkah
Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dalam keadaan yang sama sekali tidak berubah. Semua perjalanan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, meskipun secara fisik beliau berada di tempat yang sangat jauh, dan saat kembali beliau juga mampu menceritakan detail-detail perjalanan tersebut dengan jelas.
Namun, ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa Isra’ Mi’raj kepada kaum Quraisy, banyak dari mereka yang tidak percaya dan menganggapnya sebagai kebohongan. Beberapa orang bahkan mencemooh dan menghina beliau, namun ada juga yang membenarkan dan mempercayainya, termasuk sahabat-sahabat beliau.
Pesan dan Hikmah dari Isra’ Mi’raj
- Kewajiban Shalat: Isra’ Mi’raj mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya shalat sebagai tiang agama. Shalat lima waktu menjadi kewajiban utama bagi umat Islam yang harus dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan.
- Keistimewaan Nabi Muhammad SAW: Peristiwa Isra’ Mi’raj menunjukkan kedudukan Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia di sisi Allah, dan beliau adalah Nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia.
- Kesabaran dan Keteguhan: Meskipun menghadapi banyak ujian, Nabi Muhammad SAW tetap teguh dan sabar dalam menyampaikan wahyu dan dakwah Islam. Peristiwa Isra’ Mi’raj juga mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
- Keimanan dan Kepercayaan: Isra’ Mi’raj juga mengajarkan tentang pentingnya iman yang kuat kepada Allah, meskipun banyak hal yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Perjalanan ini adalah bukti kekuasaan Allah yang tidak terbatas.
Demikianlah kisah Isra’ Mi’raj, sebuah perjalanan yang penuh dengan makna spiritual dan moral, yang mengingatkan umat Islam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui shalat dan ketaatan kepada-Nya.