“Langkah Nurman ke Pintu Surga”

Di sebuah desa yang tenang, tinggal seorang anak bernama Nurman, siswa kelas 6 SD yang cerdas dan rajin. Ia senang bermain bola, bercita-cita menjadi insinyur, dan tidak pernah berpikir untuk masuk pondok pesantren.

Suatu hari, sang ayah, Pak Amar, mengajaknya duduk setelah Maghrib.

Nurman, Nak… Bapak ingin kamu melanjutkan ke pondok pesantren. Bapak dan Ibu sudah istikharah. Hati kami mantap. Ini bukan sekadar tentang sekolah, tapi tentang membentuk jiwamu untuk sukses dunia dan akhirat.”

Nurman terdiam. Ia menunduk, lalu berkata pelan,

Tapi Pak, Nurman takut. Teman-teman bilang mondok itu berat. Gak bisa main. Gak bisa bebas.”

Pak Amar tersenyum dan mengusap kepala anaknya.

Nak, hidup ini memang gak selalu mudah. Tapi kalau kamu niatkan karena Allah, semua akan terasa ringan. Ilmu agama itu cahaya, dan pesantren tempat menyalakan cahaya itu.”


🌿 Dalil dari Al-Qur’an:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadila: 11)


Malam harinya, Nurman mendengar ibunya menangis dalam sujudnya. Ia mendekat diam-diam dan mendengar sang ibu berdoa:

Ya Allah, bimbing langkah anakku. Lembutkan hatinya untuk menerima jalan yang paling Engkau ridai.”

Keesokan harinya, Nurman mendatangi ayahnya dan berkata:

Pak, Nurman akan coba. Kalau ini jalan menuju surga… Nurman mau berjuang.”

Pak Amar memeluk anaknya sambil menahan tangis. Hatinya lega. Ia tahu perjuangan belum selesai, tapi langkah pertama sudah diambil.


🌿 Hadis Nabi SAW:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)


Beberapa tahun kemudian, Nurman menjadi santri yang tak hanya pandai membaca Al-Qur’an, tapi juga memahami maknanya. Ia tumbuh menjadi pemuda yang santun dan berakhlak. Di hari wisuda hafiznya, ia berdiri di hadapan orang tuanya, mengucap syukur:

Semua ini karena pilihan Bapak dan Ibu. Terima kasih telah menuntunku ke jalan cahaya.”


Pesan Moral:

Kadang anak belum tahu arah terbaik untuk dirinya. Di situlah peran orang tua: mengarahkan, membimbing, dan mendoakan. Keteguhan hati orang tua yang dilandasi iman akan menjadi jalan hidayah bagi anak, bahkan ketika mereka belum memahaminya.

Hubungi kami
Admin kami siap membantu Anda
Hello
Apa yang bisa kami bantu ?